Rabu, 08 November 2017

Kunjungan Konsolidasi Jajaran Syuriyah dan PC NU Kudus di MWC NU Jati

Kudus, 8/10/2017, Kunjungan konsolidasi dan kordinasi Jajaran Syuriyah NU dan PC NU kabupaten Kudus ke MWC NU Jati ini dihadiri oleh Rois Syuriyah NU Cabang Kudus KH. Ulil Albab Arwani Al Hafidz beserta Pengurus Cabang lainya yaitu diantaranya adalah Prof. KH. Muslim A.Kadir, KH. Shodikun, KH. Amin Yasin dan Bapak Agus Hari Ageng.

Selanjutnya dalam acara ini yang diundang adalah pengurus MWC sendiri, pengurus ranting NU Kecamatan Jati beserta Banomnya, yaitu NU, Muslimat, GP. Ansor, Fatayat, IPNU dan IPPNU.

Dalam sambutannya Rois Syuriyah NU Kudus, KH. Ulil Albab Arwani Berpesan ;
1. Menjalankan amanat itu harus ikhlas.
2. Taat Kepada Ulama' dan kyai adalah Ibadah.

Amanat dari Masyarakat harus dijaga dan dirawat dengan baik, Melaksanakan ibadah Kepada Allah SWT syarat utamanya agar ibadah kita diterima adalah IKHLAS karena Allah SWT, kalau kita beramal tidak ikhlas karena Allah, contohnya hanya ingin mendapatkan pujian atau imbalan maka Allah tidak akan menerima amalnya.

Amal adalah badan atau jisim dan Ikhlas adalah nyawa atau ruh. Berjuang menegakkan agama Islam dengan cara bermacam macam, pada zaman dahulu kita dengan perang melawann penjajah, maka pada saat ini kita dengan menggunakan syiar dakwah bukan lagi dengan perang. kalau umat Islam khususnya warga Nahdliyyin bersatu untuk mengakkan Aswaja Annahdliyyah maka umat islam akan kuat, jadi jangan sampai terpecah belah.

kemudian dalam suatu organisasi yang kuat dan berkembang maka perlu mencari seorang Pemimpin kuat adil dan peduli dengan masyarakatnya, maka Jamaahnya akan kuat. kita wajib selalu mengikuti perintah dari pemimpin, ulama, kyai dalam mengarahkan amar ma'ruf atau koridor yg baik dan jangan mengikuti hal perintah yang tidak baik, yang terpenting juga kita perhatikan adalah dengan taat ini kita mengikuti Sunnah-sunah Rasulullah. Persatuan dan Kesatuan adalah sebagai power (kekuatan ) untuk berjuang bersama menegakkn Islam Aswaja Annahdliyyah, karena itu dalam kepngurusan suatu oraganisasi harus sinergi dari mulai ranting, MWC sampai Cabang NU.

Syuriyah NU berpesan juga dalam menghadapi dinamika politik, apalagi dalam menjelang pilkada 2018 Kabupaten Kudus, kita sebagai Warga NU harus pintar dalam memilih pemimpin yang adil dan amanah. Kewajiban kita bersama untuk mendirikan pemimpin yang adil dan baik juga Amanah, karena ini adalah kewajiban dalam hukum syara' agama Islam maka kita harus melaksanakannya.

Adil harus bisa mentaati aturan dalam Islam dan pemerintah, hal ini memang sangat sulit, maka pilihlah pemimpin yang paling baik, kita harus berusaha melaksanakan dan mempersiapkan dengan memilih yang cerdas ketika nanti sudah waktu mencoblos, memang sebagai Rois Syuriyah NU tidak punya kursi, akan tetapi kewajiban untuk mengarahkan warga Nahdliyyin untuk memimilih kepada imam (pemimpin) yang adil dan baik.

Kenyataan dilapangan memang berat, pandangan dimasyarakat bahwa pemimpin dengan uang banyak akan terjadi (money politik), maka rakyat disuruh mencoblos dengan dikasih uang atau imbalan lainnya untuk memilih pemimpin. maka kita harus benar-benar berhati-hati untuk bisa menempatkan posisi seperti ini. Pilihlah pemimpin yang sefaham dengan Aswaja Annahdliyyah dan jangan memilih pemimpin yang tidak sefaham dengan Aswaja Annahdliyyah.

Dalam memilih dan memilah seorang pemimpin di pilkada 2018 Kabupaten Kudus ini, jajaran Syuriyah NU, PC NU beserta MWC, akan bermusyawarah untuk memilih dan mengarahkan masyarakat warga Nahdliyyin untuk memilih pemimpin yang adil dan baik. maka diadakan pertemuan atau majlis khusus untuk menentukan siapa pilihannya yang di usung NU waktu pilkada nanti.tidak malam ini saya sebutkan, tapi nanti, tutur Prof.KH. Muslim A.Kadir.

Kemudian acara konsolidasi ini dilanjutkan dengan tanya jawab dialogis yang dalam hal ini moderator dipimpin oleh bapak Agus Hari Ageng.
(red.Najib Azza)